SAMARINDA, VIDETIMES.com – Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami lonjakan signifikan dalam jumlah kunjungan wisatawan sepanjang tahun 2024. Tak hanya wisatawan lokal, turis mancanegara juga semakin banyak berdatangan, menjadikan Kaltim sebagai destinasi yang semakin populer di Indonesia.
Mereka datang dengan berbagai tujuan, mulai dari menikmati pesona wisata alam, mengenal budaya lokal, hingga perjalanan bisnis. Faktor pertumbuhan industri di Kaltim turut berperan dalam meningkatkan arus wisatawan asing, terutama mereka yang memiliki kepentingan kerja di sektor industri dan energi.
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata (Dispar) Kaltim, Restiawan Baihaqi, menjelaskan bahwa banyak wisman yang datang secara rutin untuk urusan bisnis, khususnya dalam perawatan fasilitas industri di daerah ini.
“Sebagian besar dari mereka datang dengan tujuan bisnis atau maintenance industri. Biasanya, mereka masuk melalui Balikpapan atau Samarinda, bahkan ada yang rutin datang setiap bulan,” ujar Restiawan, Kamis (6/2/2025).
Selain kepentingan bisnis, turis asing yang berkunjung ke Kaltim juga memiliki daya beli tinggi. Mereka lebih memilih akomodasi premium seperti hotel berbintang atau apartemen sewaan, dengan durasi tinggal yang cukup panjang.
“Banyak dari mereka lebih memilih tinggal di apartemen atau hotel berbintang. Ada yang menyewa satu unit dengan dua kamar untuk satu minggu hingga satu bulan,” tambahnya.
Sementara itu, tren Wisatawan Nusantara (wisnus) juga mengalami perubahan. Jika sebelumnya mereka lebih sering datang untuk kunjungan keluarga atau nostalgia, kini ketertarikan mereka bergeser ke wisata alam dan budaya.
“Sekarang, daya tariknya lebih ke wisata alam. Ekowisata dan wisata bahari mulai diminati, terutama oleh wisatawan domestik yang ingin pengalaman berbeda,” jelas Restiawan.
Meski jumlah wisatawan meningkat, Dispar Kaltim masih menghadapi tantangan dalam memperkuat daya saing pariwisata daerah. Salah satu kendala utama adalah promosi wisata yang masih tertinggal dibandingkan destinasi lain di Indonesia.
“Kami menyadari masih banyak yang perlu diperbaiki. Promosi pariwisata harus lebih gencar karena kita bersaing dengan daerah lain yang sudah lebih agresif menarik wisatawan,” ujarnya.
Restiawan menyoroti persaingan dengan destinasi wisata populer seperti Bali, Danau Toba, Mandalika, dan Labuan Bajo, yang semakin gencar menggelar event internasional. Oleh karena itu, Dispar Kaltim berencana mengadopsi strategi serupa untuk meningkatkan daya saing.
“Kita harus belajar dari daerah lain yang aktif mengadakan event besar seperti MotoGP di Mandalika dan festival budaya di Danau Toba. Kaltim juga perlu punya event unggulan,” tegasnya.
Sebagai langkah konkret, Dispar Kaltim telah merancang serangkaian program promosi dan event internasional untuk menarik lebih banyak wisatawan. Salah satu program unggulan yang segera digelar adalah Maratua RUN, yang akan melibatkan peserta dari berbagai negara.
“Dalam waktu dekat, kita akan menggelar Maratua RUN, event internasional yang diharapkan bisa meningkatkan daya tarik wisata bahari Kaltim,” kata Restiawan.
Ke depan, ia menegaskan bahwa sinergi antara pemerintah daerah, pelaku industri pariwisata, dan masyarakat sangat diperlukan agar Kaltim bisa bersaing sebagai destinasi wisata unggulan di Indonesia.
“Kami berharap kepemimpinan daerah yang baru nantinya bisa memberikan dukungan penuh bagi sektor pariwisata. Dengan strategi yang tepat, Kaltim bisa terus meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan mengoptimalkan potensi daerah,” pungkasnya. (Elf)