• Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Pasang Iklan
  • Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Login
Vide Times
Advertisement
  • Home
  • Advetorial
    • DPRD Samarinda
    • Diskominfo Kukar
  • Daerah
  • Nasional
  • Politik
  • Ekonomi & Bisnis
  • Peristiwa & Kriminal
  • Lainnya
    • Opini
    • Otomotif
    • Lifestyle
    • Olahraga
    • Hiburan
    • Teknologi
No Result
View All Result
  • Home
  • Advetorial
    • DPRD Samarinda
    • Diskominfo Kukar
  • Daerah
  • Nasional
  • Politik
  • Ekonomi & Bisnis
  • Peristiwa & Kriminal
  • Lainnya
    • Opini
    • Otomotif
    • Lifestyle
    • Olahraga
    • Hiburan
    • Teknologi
No Result
View All Result
Vide Times
No Result
View All Result
Home Lainnya Opini

Menjawab Panggilan Kartini di Zaman Yang Tak Lagi Sama

AdminWeb by AdminWeb
21 April 2025
in Opini
0
Menjawab Panggilan Kartini di Zaman Yang Tak Lagi Sama

Penulis: Elfrida Sentyana Siburian Kader DPC GMNI Samarinda, Winner Duta Peduli Sejarah Indonesia 2024/2025

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

OPINI, VIDETIMES.com – “Saya ingin sekali berkenalan dengan seorang ‘gadis modern’, yang berani, yang dapat berdiri sendiri, yang menempuh jalan hidupnya dengan langkah cepat, tegap, riang dan gembira, penuh semangat, dan keasyikan. Gadis yang selalu bekerja tidak hanya untuk kepentingan kebahagiaan dirinya sendiri, tetapi berjuang untuk masyarakat luas, bekerja demi kebahagiaan sesama” (Surat Kartini, Habis Gelap Terbitlah Terang).

Seperti itulah ungkapan Kartini yang menaruh harapan akan sebuah perubahan yang lebih baik kepada seluruh kaum perempuan di zaman yang katanya sudah modern dan maju ini. Gadis modern yang diharapkan berdiri sendiri namun tidak menjadikan laki-laki sebagai musuh untuk memperoleh kemerdekaan.

Kartini telah membuka cakrawala baru bagi kaum perempuan. Jika dibandingkan dengan zaman dahulu, perempuan selalu dikekang bahkan tak diijinkan bersuara apalagi mengambil peran dalam ruang ruang strategis dan politik. Maka tak salah Kartini menulis buku Habis Gelap Terbitlah Terang. Puteri Jepara anak bangsawan itu harus bergulat dengan pemikirannya untuk merobohkan tembok dan sekat yang mengkerangkeng kaum peremelfripuan.

Tangis yang ditulisnya dengan tinta kesedihan pun berganti dengan sistem penindasan yang baru apalagi di era media sosial ini. Munculnya sebutan baru untuk perempuan yang ingin menjadi dirinya sendiri, syarat perempuan harus putih dan cantik, perempuan tidak usah sekolah tinggi, pelecehan terjadi hanya karena busana perempuan dianggap terbuka, bahkan perempuan harus tetap mengemban peran ganda. Rasanya ini hanya memperbaharui sebutan dan penindasan yang ada di zaman dulu. Kata-kata diperbaharui padahal sama aja tujuannya untuk mengkelasduakan perempuan.

Perempuan masih dibelenggu dengan tuntutan di bangsa yang katanya cinta akan keadilan dan tidak memandang gender. Padahal kalau bicara soal kesetaraan gender maka yang ada di benak kita adalah “kita semua harus setara” bukan “perempuan harus di atas laki-laki”. Kartini ingin perempuan memiliki kesempatan yang sama, ruang yang adil, dan pastinya suara yang didengar tanpa bias gender. Itulah panggilan Kartini untuk seluruh perempuan di zaman yang sudah tak lagi sama ini. Namun, kendati demikian bukan berarti zaman dulu perempuan tidak berjuang, hanya saja perjuangan itu belum sepenuhnya membuahkan hasil.

Dunia serba cepat berubah pada akhirnya perempuan tak banyak kehilangan arah, dan sunyi dalam keramaian digital. Untuk hal ini ada yang perlu diperhatikan oleh pendidikan yakni penanaman konsep diri yang nantikan menentukan akan seperti apa dan menjadi bagaimana seseorang di dalam kehidupan masyarakat. Jangan ada lagi sebutan untuk perempuan tidak bisa mengemban tugas sebagai ketua, atau mengatakan perempuan lebih tepatnya di dapur dan fokus saja mengurus rumah tangga. Bukankan perempuan adalah pendidik utama peradaban?

Perempuan diambil dari tulang rusuk laki-laki yang artinya keduanya harus saling bergandengan tangan untuk mewujudkan panggilan Kartini. Bung Karno pun menegaskan bahwa persoalan perempuan adalah persoalan masyarakat, meski perempuan yang lebih tau apa permasalahannya bukan berarti laki-laki menutup mata.

Di berbagai daerah memang emansipasi perempuan telah dijalankan. Pemerintah juga memberikan kesempatan partisipasi perempuan 30 persen dalam politik, meskipun tetap saja banyak anggapan itu hanya memenuhi kuota saja bukan murni karena ingin mewujudkan kesetaraan tadi. Salah satu yang menjadi penyebab emansipasi belum berjalan yaitu rendahnya tingkat kepercayaam kepada perempuan untuk memperoleh hak dan kewajiban yang sama.

Tak salah jika panggilan Kartini adalah perempuan harus menjadi manusia seutuhnya. Perempuan harus menjadi bagian dari perjuangan. Kalau kita tarik ke belakang, pembebasan itu tak kunjung tuntas. Bahkan semakin miris dengan banyaknya korban pelecehan seksual, eksploitasi buruh perempuan, gaji yang minim itupun perempuan kadang harus berjuang dua kali lebih keras dari laki-laki. Ruang aman selalu disuarakan, tapi perempuan menemui banyak tempat dan hal yang justru membuatnya tidak nyaman. Lihat saja sampai sekarang RUU PPRT 20 tahun mangkrak tak kunjung diberi kejelasan.

Saya ingin menyampaikan kepada kaumku, tak perlu meminta maaf saat ingin menjadi diri sendiri. Meski dunia belum sepenuhnya memberi ruang, bangunlah ruang itu. Jika kamu ingin bersuara di media sosial maka lakukanlah dengan bijak tanpa harus menjatuhkan laki-laki, jangan ukur dirimu dari jumlah prestasi, jumlah likes atau followers tapi dari kamu menjadi diri sendiri dan berfikir kritis. Patahkan standar bahwa perempuan harus cantik dan putih. Kita tidak punya hak untuk memberi standar kepada kaum yang sedang berjuang untuk hal yang lebih besar dan penting. Apalah arti cantik jika tidak bisa membangun bangsa dengan karyanya.

Karena itu mari menjawab panggilan itu, mulai membangun kesadaran dan menghapus segala citra negatif tentang perempuan yang selama ini telah diterima, setidaknya ini membuka jalan agar rekonstruksi pola pikir yang baru terjadi. Selamat Hari Kartini untuk semua perempuan yang tetap berjuang, bermimpi, belajar, dan mencinta akan keadilan. Mari melanjutkan kisahnya hingga kita sampai di zaman yang baik itu.

Penulis: Elfrida Sentyana Siburian
Kader DPC GMNI Samarinda
Winner Duta Peduli Sejarah Indonesia 2024/2025

Tags: Duta SejarahGerakan Mahasiswa Nasional IndonesiaGMNIKartiniMahasiswa
Berita Sebelumnya

Duka Mendalam, Paus Fransiskus Meninggal Dunia di Usia 88 Tahun

Berita Selanjutnya

Hari Kartini, Gubernur Kaltim Luncurkan Program Pendidikan dan Internet Gratis

AdminWeb

AdminWeb

Related Posts

Tambang Ilegal di Kutai Barat, Antara Keuntungan Sesaat dan Ancaman Jangka Panjang
Opini

Tambang Ilegal di Kutai Barat, Antara Keuntungan Sesaat dan Ancaman Jangka Panjang

by AdminWeb
17 Maret 2025
Saatnya Mendobrak Stigma, Lahirkan Perempuan Berdaya
Opini

Saatnya Mendobrak Stigma, Lahirkan Perempuan Berdaya

by AdminWeb
7 Maret 2025
Represifitas Aparat dalam Pengamanan Massa Aksi di Muara Badak: Ketika Negara Lebih Melindungi Korporasi daripada Rakyatnya
Opini

Represifitas Aparat dalam Pengamanan Massa Aksi di Muara Badak: Ketika Negara Lebih Melindungi Korporasi daripada Rakyatnya

by AdminWeb
15 Februari 2025
Saat Kampus Berubah Jadi Korporasi Tambang
Opini

Saat Kampus Berubah Jadi Korporasi Tambang

by AdminWeb
12 Februari 2025
Penurunan Kualitas Pendidikan Tinggi: Fenomena Joki Akademik dan Krisis Pemikiran Kritis
Opini

Penurunan Kualitas Pendidikan Tinggi: Fenomena Joki Akademik dan Krisis Pemikiran Kritis

by AdminWeb
27 Januari 2025
Berita Selanjutnya
Hari Kartini, Gubernur Kaltim Luncurkan Program Pendidikan dan Internet Gratis

Hari Kartini, Gubernur Kaltim Luncurkan Program Pendidikan dan Internet Gratis

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

10 Pegawai Komdigi Ditangkap, Lindungi 1.000 Situs Judi Online demi Miliaran Rupiah

10 Pegawai Komdigi Ditangkap, Lindungi 1.000 Situs Judi Online demi Miliaran Rupiah

2 November 2024
Forum Perangkat Daerah Kukar bahas strategi peningkatan PAD

Forum Perangkat Daerah Kukar Dorong Optimalisasi Pendapatan Daerah Demi Pembangunan Berkelanjutan

14 Maret 2025
Wabup Kukar Temani Warga Desa Batuah dalam Sahur On The Road

Silaturahmi Ramadan, Wabup Kukar Temani Warga Desa Batuah dalam Sahur On The Road

21 Maret 2025

Tags

bantuan sosial buka puasa bersama bupati edi damansyah Bupati Kukar Demokrasi Dispora Kukar DPRD Samarinda Edi Damansyah Explore Bali Gerakan Etam Mengaji Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia GMNI GMNI Samarinda IKN Kaltim Kampus Kesehatan Kukar Kukar Idaman Kutai Kartanegara Kutai Timur Kutim Mahasiswa Market Stories Pandemic PDI Perjuangan Pemkab Kukar Pemuda Pertamina Pilkada Pilkada Kaltim 2024 Ramadan Samarinda Sekda Kukar Silaturahmi Stay Home Tambang Tenggarong Tenggarong Seberang Terhangat Timnas Indonesia United Stated Vaccine Work From Home Wuhan
Vide Times

Videtimes.com dipayungi PT VIDE DIGITAL NUSANTARA. Kumpulan berita terkini dan terupdate dengan slogan "TAMAN INFORMASI"

Link Navigasi

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Pasang Iklan
  • Redaksi
  • Kebijakan Privasi

Berita Terbaru

  • Hadiah Umroh hingga Lomba Seru, Semarak Harlah NU ke-102 Ramaikan GOR Segiri Samarinda
  • KONI Kukar Dukung Penuh Turap Loop Tenggarong Jadi Agenda Rutin
  • Pembukaan Putaran Pelatih Pusdiklatcab Lembu Suana Dorong Kualitas Pramuka di Kuala Samboja

© 2024 Vide Times - All Right Reserved.

No Result
View All Result
  • Home
  • Advetorial
    • DPRD Samarinda
    • Diskominfo Kukar
  • Daerah
  • Nasional
  • Politik
  • Ekonomi & Bisnis
  • Peristiwa & Kriminal
  • Lainnya
    • Opini
    • Otomotif
    • Lifestyle
    • Olahraga
    • Hiburan
    • Teknologi

© 2024 Vide Times - All Right Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?