KUTAI KARTANEGARA, VIDETIMES.com – Aksi demonstrasi digelar oleh Aliansi Peduli Kekerasan Perempuan dan Anak di Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara, pada Senin (5/5/2025).
Massa bergerak di tiga titik strategis yakni Kantor Camat Muara Badak, Simpang 6, dan Polsek Muara Badak untuk menyuarakan keadilan bagi korban kekerasan anak di bawah umur.
Koordinator lapangan, Mitra Setiawan, menegaskan bahwa aksi ini lahir dari keprihatinan mendalam terhadap kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi pada 7 April 2025 lalu. Hingga kini, korban dan keluarganya belum mendapatkan keadilan hukum.
Sebagai bentuk penyadaran publik, aksi ini turut menyuguhkan pertunjukan teatrikal yang menggambarkan kronologi kejadian kekerasan tersebut. Selain itu, para peserta aksi juga membagikan selebaran berisi dasar hukum dan kronologi lengkap kasus yang menjadi sorotan.
Dalam aksinya, massa menyampaikan empat tuntutan utama:
1. Pemerintah Kecamatan Muara Badak diminta segera membentuk UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak.
2. Polsek Muara Badak diharapkan memprioritaskan penanganan kasus KDRT dan kekerasan terhadap anak di bawah umur secara khusus.
3. Mendesak penangkapan dan penahanan pelaku kekerasan anak yang terjadi pada 7 April 2025.
4. Menuntut pencopotan Kanit Reskrim Polsek Muara Badak jika tidak mampu menuntaskan kasus ini.
Aksi ini mendapat dukungan luas dari berbagai elemen masyarakat dan organisasi, seperti PPMB, Pemuda Pancasila, Srikandi, IWMB, IMABA, Nelayan Kerang Dara, LBN, Pemuda Sidodadi, Pemuda Badak 9, Delta 06, hingga masyarakat sipil yang peduli terhadap isu kekerasan anak.
Mitra juga menyoroti bahwa berdasarkan UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, negara memiliki kewajiban penuh untuk melindungi anak dari segala bentuk kekerasan. Menurutnya, kasus ini tak boleh disepelekan, karena KDRT dan kekerasan terhadap anak adalah dua pelanggaran yang tidak bisa ditoleransi.
Rudi Herawan, ayah dari korban, disebut telah menempuh jalur hukum sesuai prosedur yang berlaku. Namun hingga kini, belum ada kejelasan maupun penindakan tegas terhadap pelaku, yang memicu kekecewaan dan kemarahan publik.
Aliansi berharap aksi ini menjadi bentuk edukasi kepada masyarakat bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak bukan hanya persoalan pribadi, tapi persoalan kemanusiaan yang menyangkut masa depan bangsa. Anak adalah generasi emas yang harus dijaga dan dilindungi oleh negara.