SAMARINDA, VIDETIMES.com – Tragedi tanah longsor yang terjadi di Jalan Belimau RT 22, Kelurahan Lempake, Kecamatan Samarinda Utara, pada Senin pagi (12/5/2025), menjadi sorotan serius anggota legislatif Kota Samarinda. Musibah yang terjadi sekitar pukul 06.00 WITA ini menimpa enam rumah warga, dengan satu rumah di antaranya tertimbun sepenuhnya dan dihuni oleh satu keluarga beranggotakan tujuh orang.
Dari tujuh penghuni tersebut, empat orang ditemukan meninggal dunia, sementara tiga lainnya berhasil selamat. Tragedi memilukan ini memicu reaksi cepat dari anggota Komisi III DPRD Samarinda, Abdul Rohim, yang turun langsung ke lokasi pada Selasa siang (13/5/2025).
Dalam keterangannya, Abdul Rohim menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas musibah tersebut dan menegaskan pentingnya tindakan pencegahan oleh pemerintah. Menurutnya, kawasan Lempake sudah semestinya ditetapkan sebagai wilayah rawan bencana, mengingat kontur tanahnya yang curam serta data dari peta risiko Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
“Musibah ini memang tidak bisa diprediksi, tetapi harusnya bisa diantisipasi. Kita sudah punya peta risiko dan potensi bencana dari BPBD. Kalau suatu kawasan sudah ditetapkan sebagai rawan longsor, tidak seharusnya ada aktivitas pemukiman di situ. Pemerintah harus berani bersikap tegas,” tegas Rohim.
Politikus dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga menyoroti lemahnya mitigasi bencana di kawasan rawan, termasuk minimnya papan peringatan serta lemahnya pengawasan terhadap aktivitas pemukiman di daerah berisiko tinggi.
“Kalau perlu, dipasang papan peringatan besar yang menyatakan bahwa kawasan itu dilarang untuk aktivitas pemukiman karena berisiko tinggi terjadi longsor. Jika kemudian masih ada yang melanggar, maka pemerintah harus bertindak. Kita tidak boleh menunggu jatuhnya korban jiwa baru bertindak,” ujarnya.
Abdul Rohim juga mengkritik keberadaan pemilik rumah yang tetap menyewakan bangunannya meski sudah mendapatkan peringatan dari pihak berwenang. Ia menekankan bahwa nyawa manusia tidak bisa ditukar dengan apapun, sehingga langkah pencegahan harus menjadi prioritas utama.
Lebih jauh, ia mendorong adanya revisi dan penguatan regulasi terkait pemanfaatan lahan di kawasan rawan bencana, agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Sebagai bentuk empati, Abdul Rohim menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan berharap agar mereka diberikan ketabahan dalam menghadapi musibah ini.
“Atas nama pribadi dan teman-teman di DPRD Samarinda, kami menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran. Mari kita jadikan musibah ini pelajaran penting agar ke depan kita bisa lebih siap dan waspada,” pungkasnya. (Adv/DPRD Samarinda)