SAMARINDA, VIDETIMES.com – Ketua Komisi I DPRD Kota Samarinda, Samri Saputra, mengecam keras kasus kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan pendidikan. Ia menegaskan, pelaku harus dijatuhi hukuman seberat-beratnya agar menjadi efek jera dan peringatan tegas bagi semua pihak.
“Saya sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Istighfar saja,” ujarnya saat dimintai tanggapan oleh awak media terkait maraknya kekerasan seksual di sekolah, belum lama ini.
Menurut politisi dari Fraksi PKS tersebut, salah satu faktor yang menyebabkan kasus serupa terus berulang adalah hukuman yang dinilai masih terlalu ringan bagi pelaku.
“Kenapa ini sering terjadi? Salah satunya karena hukuman yang mungkin terlalu ringan,” katanya menegaskan.
Samri menekankan pentingnya pengawasan ketat serta perlunya reformasi di dunia pendidikan. Menurutnya, dua hal ini merupakan langkah krusial untuk mencegah terjadinya kembali kekerasan seksual di lingkungan sekolah.
“Pengawasan itu penting. Reformasi pendidikan juga harus dilakukan agar kasus semacam ini tidak terus berulang,” tambahnya.
Ia juga menyampaikan bahwa jika seorang tenaga pendidik terbukti melakukan kekerasan seksual, maka tidak ada toleransi: yang bersangkutan harus segera diberhentikan secara permanen.
“Kalau sudah terbukti, sangat layak untuk dipecat. Jangan lagi diberi ruang di dunia pendidikan. Ini bukan hanya soal pelanggaran hukum, tapi sudah mencoreng institusi pendidikan,” tegas Samri.
Lebih jauh, ia menyebut bahwa kekerasan seksual di lingkungan pendidikan kini telah menjadi persoalan nasional yang terjadi di berbagai daerah. Karena itu, langkah preventif harus segera dilakukan, baik oleh pemerintah maupun instansi pendidikan.
“Ini sudah jadi masalah nasional. Hampir di seluruh wilayah ada kasus serupa. Kita harus bertindak cepat dan tegas sebelum lebih banyak korban berjatuhan,” pungkasnya. (Adv/DPRD Samarinda)