SAMARINDA, VIDETIMES.com – Anggota Komisi IV DPRD Samarinda, Anhar, memberikan kritik tajam terhadap rencana sebuah universitas yang berencana mengelola tambang. Menurutnya, institusi pendidikan tinggi seharusnya lebih fokus pada pengembangan ilmu pengetahuan dan riset, bukan terlibat dalam sektor bisnis yang mengarah ke aktivitas pertambangan.
“Jelas tidak tepat. Kampus adalah tempat untuk belajar dan meneliti, bukan untuk terjun dalam urusan bisnis tambang,” ujar Anhar dengan tegas, Jumat (7/2/2025).
Politikus PDIP ini menambahkan, keberadaan kampus seharusnya berperan dalam mencetak para ilmuwan dan akademisi yang nantinya dapat berkontribusi di dunia kerja sebagai praktisi setelah menyelesaikan pendidikan mereka.
Menurut Anhar, jika kampus terlibat dalam pengelolaan tambang, hal ini bisa menciptakan ketimpangan di kalangan lulusan yang seharusnya mendapatkan kesempatan untuk bekerja di luar sektor pertambangan.
“Fungsi kampus itu untuk mendidik, bukan untuk menjalankan bisnis. Mahasiswa dibimbing untuk berpikir kritis dan menyelesaikan penelitian, bukan dilatih untuk terjun langsung dalam bisnis,” jelasnya.
Ia mengkhawatirkan, jika sektor tambang dikuasai oleh kampus, maka akan sulit bagi lulusan untuk mencari peluang kerja di bidang lain.
“Lalu, kalau tambang sudah dikelola kampus, para lulusan kampus ini mau bekerja di mana? Kampus seharusnya menghasilkan lulusan siap kerja, bukan malah jadi pengusaha tambang,” tambahnya.
Anhar juga mengkritik kebijakan dari pemerintah pusat yang dianggapnya kurang memahami prinsip dasar pendidikan tinggi. Ia menyebut keputusan semacam itu bisa merusak ekosistem pendidikan dan menyebabkan masalah di sektor ketenagakerjaan.
“Para pembuat kebijakan di pusat sering merasa paling pintar, tetapi keputusan seperti ini justru bisa merusak dunia pendidikan dan pasar tenaga kerja,” tutupnya. (Elf)